PENDUDUK DI 39 DESA DI NTT TERANCAM KELAPARAN
![]() |
| Kekeringan dan ancaman kelaparan melanda 39 desa di Kabupaten Nagekeo, NTT |
Kekeringan melanda
39 desa di Kabupaten Nagekeo dan Timor Tengah Selatan, NTT, akibat
fenomena El Nino di NTT, bahkan beberapa desa di Nagekeo mulai terancam
kelaparan, karena warga makin sulit memperoleh air bersih untuk memasak.
Kekeringan
melanda Kabupaten Nagekeo sejak Maret 2016, namun, pemerintah setempat
belum memberikan bantuan air bersih ke lokasi desa yang mengalami
kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Nagekeo, Bernabas Lambar mengaku belum bisa memberikan
bantuan, karena keterbatasan sarana dan anggaran.
“Kondisi
kekeringan sudah semakin parah, tapi BPBD belum bisa bergerak memberikan
bantuan air bersih, karena kami tidak memiliki truk tanki untuk
menyalurkan bantuan air bersih. Anggaran kami juga sangat terbatas. Tapi
BPBD terus berkordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk segera
memberikan bantuan pada warga.”ucap Bernabas pada BBC Indonesia.
Bantuan air bersih pada warga desa di Nagekeo, datang dari
organisasi non-pemerintah Plan International, dengan menyalurkan air
bersih menggunakan 9 truk tanki ke 39 desa. Setiap desa mendapatkan
5.000 liter air setiap hari selama 30 hari ke depan, atau hingga 30
April 2016.
“Jumlah pasokan itu memang belum ideal, air minum yang
didistribusikan tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan air
minum, bukan untuk kebutuhan domestik rumah tangga. Kesehatan anak-anak
menjadi prioritas kami. Dalam pendistribusian air ini, kami
berkoordinasi dengan pemerintah di level desa, dan juga relawan desa,
agar mendahulukan kepentingan anak,” kata Wahyu Kuncoro, Program Advisor
Pengelolaan Risiko Bencana Plan International Indonesia.
Setiap desa yang menerima bantuan air bersih,
terlebih dulu diberikan dua tangki air berkapasitas 2.200 liter, yang
dilekatkkan di kantor desa atau di tengah pemukiman penduduk, dan
diharapkan menjangkau 26 ribu jiwa lebih di Kabupaten Nagekeo dan
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dari jumlah itu, sekitar 15 ribu adalah
anak-anak.
Belum darurat pangan
Nasrus
Syukroni anggota tim tanggap darurat Plan International yang berada di
desa Rende Wawo, Kabupaten Nagekeo, menyatakan ancaman kelaparan akan
semakin meningkat, jika musim penghujan, tidak juga datang hingga akhir
April 2016.
“Situasi di sejumlah desa yang kekeringan akan semakin
sulit, akan terjadi rawan pangan jika musim kemarau tidak segera
berakhir, dan air bersih makin langka, karena banyak warga yang
mengalami gagal panen”.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan (BKPP) NTT, Hadji Husein menyatakan belum menetapkan status
darurat pangan di NTT, namun sudah menyiapkan cadangan pangan sebanyak
300 ton beras.
“Belum ditetapkan sebagai darurat pangan, tapi kami
terus memantau keadaan dan berkordinasi dengan petugas di lokasi.
Cadangan pangan juga sudah kami siapkan, jika kondisi warga semakin
sulit memperoleh pangan” kata Husein.
Pertengahan tahun 2015 lalu,
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat 1.918 anak
mengalami gizi buruk, 11 diantaranya meninggal dunia.
Sumber : bbcindonesia.com



