TUHAN YANG MENDERITA
Bacaan Hari ini:
Ibrani 4:15-16 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar
yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Ketika kesulitan menimpa beberapa orang, mereka akan berpaling dari
Allah. Ketika hal buruk dan tak masuk akal terjadi, mereka menarik
kesimpulan bahwa tak mungkin Tuhan sekejam ini membiarkan hal ini
terjadi pada mereka.
Mereka pun berbalik melawan Dia dan pada akhirnya menemukan pemikiran-pemikiran sendiri yang mengakomodir perasaan mereka.
Mereka pun berbalik melawan Dia dan pada akhirnya menemukan pemikiran-pemikiran sendiri yang mengakomodir perasaan mereka.
Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang menderita. Yesus Kristus adalah Tuhan
yang menjelma, dan tidak ada seorang pun yang penah semenderita Yesus.
Dia bukan hanya menahan rasa sakit fisik cambukan, pukulan, dan
penyaliban, tetapi Ia juga menanggung segala dosa dunia ke atas diri-Nya
saat Dia tergantung di salib Kalvari dan berseru: "Eli, Eli, lama
sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku? (Matius 27:46).
Ketika Anda menderita, perlu Anda ketahui bahwa Anda tengah berbicara
dengan Tuhan yang tahu apa yang sedang Anda alami. Anda akan menemukan
dalam diri Yesus, Imam Besar yang penuh belas kasih dan Teman yang setia
yang merasakan kepedihan Anda juga.
Ibrani 4:15 mengatakan, "Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Seberapa kuat kita mencoba, tidak ada yang namanya dunia yang bebas dari
rasa sakit. Ketika masalah datang (pasti akan datang), ketika krisis
mengetuk pintu Anda (pasti akan menghampiri Anda), salah satunya adalah
menjadi marah pada Tuhan, atau berpaling kepada-Nya dan percaya
kepada-Nya.
Ini pilihan dalam hidup yang bisa Anda pilih: Anda bisa menjadi orang
yang lebih baik atau menjadi orang yang kepahitan. Biasanya salah
satunya.
Saat hal buruk terjadi, Anda bisa berkata, "Saya marah pada
Tuhan. Saya kepahitan dengan Tuhan." Oke, itu pilihan Anda.
Tetapi
sebaliknya Anda juga bisa berkata, "Saya akan percaya pada Tuhan. Saya
akan berpegang teguh kepada Tuhan." Jika itu yang Anda pilih, lihatlah,
Anda akan menjadi orang yang lebih baik. Semua itu terserah pada Anda.
Memilih percaya kepada Tuhan
dan berpegang pada perintah-Nya,
dan berpegang pada perintah-Nya,
maka
pemulihan demi pemulihan
terjadi dalam hidup Anda
terjadi dalam hidup Anda
Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie
Gambar :google.com