MUSLIM KRISTEN PALESTINA RENOVASI GEREJA KELAHIRAN KRISTUS
![]() |
Ahli restorasi mengerjakan sebuah mosaik di Gereja Nativity di kota Betlehem di Tepi Barat pada 4 Februari 2016. (Foto-foto: AP/Nasser Nasser) |
BETLEHEM, Sebagai
kekayaan nasional negaranya, rakyat Palestina—Muslim dan Kristen—bangga
renovasi tahap pertama Gereja Kelahiran Kristus di Betlehem sudah
selesai.
Gereja yang juga disebut Church of Nativity dalam bahasa Inggris atau
Kenisat Almahd ini dibangun pada abad keempat oleh Ratu Helena, ibunda
Kaisar Romawi Konstatinus. Gereja dibangun di atas situs yang diyakini
sebagai gua tempat Yesus Kristus dilahirkan dari perawan Maria.
“Untuk pertama kalinya Anda dapat melihat mosaik yang benar-benar
megah dan indah dan unik di seluruh dunia,” kata Ziad al-Bandak, ketua
komite Palestina yang bertanggung jawab atas renovasi seperti dilansir AP, Selasa (16/2).
Sebelum proyek ini dilaksanakan, atapnya sangat membutuhkan
perbaikan, dan kebocoran telah merusak sejumlah besar mosaik dan lukisan
gereja. Sekarang, atapnya telah diperbaiki, juga karya seni berharga
ini telah dikembalikan ke keindahannya.
Mosaik yang sudah direnovasi di jendela Gereja Kelahiran Kristus. |
Karena hubungan tegang di antara tiga denominasi Kristen yang
mengelola Gereja Kelahiran Kristus—Katolik, Ortodoks Yunani dan Gereja
Armenia—renovasi sempat tertunda. Sebab, secara tradisi dinyatakan bahwa
siapa pun yang membiayai renovasi area gereja maka akan memilikinya.
Ketegangan itu berlangsung ratusan tahun. Sebab pada 1461 ada catatan
dari peziarah gereja yang menulis, “Kayu-kayu atap yang dibangun di
zaman kuno membusuk. Dan, struktur bangunannya berguguran tiap hari
menuju kehancuran.”
Kebuntuan ini diatasi melalui keterlibatan Otoritas Palestina pada
2013. Hal ini membuat renovasi diatur dan didanai oleh otoritas
Palestina dan donor internasional. Keterlibatan Otoritas Palestina
sebagian termotivasi oleh keinginan agar gereja ini diakui sebagai Situs
Warisan Dunia oleh UNESCO.
Mosaik retak yang yang menjadi objek restorasi. |
Al-Bandak mengatakan hampir delapan juta dolar (Rp 107,2 miliar)
telah dibelanjakan. Selain dari Palestina, menurut penasihat Presiden
Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk urusan kekristenan ini ada tim
internasional yang bekerja untuk merenovasi gereja ini termasuk dari
Italia yang mengkhususkan diri dalam renovasi situs sejarah.
Masalah-masalah struktural atap telah diselesaikan dan untuk pertama
kali dalam hampir 1.000 tahun, ribuan ubin mosaik telah diperbaiki.
Restorasi yang lebih lengkap rencananya akan makan waktu tiga tahun
lagi dan diperkirakan biaya lebih dari $ 11 juta (Rp 147 miliar), kata
al-Bandak.
Meskipun mereka belum memiliki dana, Presiden Abbas mengatakan kepada
al-Bandak untuk terus melanjutkan pekerjaan. “Dia mengatakan kepada
saya dari awal: ‘Bahkan jika Anda tidak memiliki semua uang melakukan
pekerjaan, terus lanjutkan, sebab ini merupakan tempat suci dan uang
akan datang,’” katanya.
Sumber: satuharapan.com