UNIT EMIRAT ARAB TERTARIK PESAN KAPAL PERANG BUATAN INDONESIA

Ilustrasi kapal perang milik TNI AL (wikipedia)
Uni Emirat
Arab (UEA) mulai melakukan negoisasi terkait ketertarikan negara itu
untuk memesan produksi kapal perang yang dibuat PT PAL Indonesia.
Direktur Utama (Dirut) PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin
di Surabaya, Minggu (13/9) mengakui beberapa negara telah melirik
produksi kapal perang Indonesia dan kecanggihan yang ditawarkan, serta
beberapa sudah mulai melangkah melakukan negoisasi pemesanan.
"Kita sedang bernegoisasi dengan UEA untuk kapal jenis LPD, seperti
yang dipesan Filipina, karena mereka mengakui tertarik dengan
kecanggihan kapal itu dan kita sudah menguasai kecanggihan dari A sampai
Z jenis kapal tersebut," ucapnya.
Arifin mengatakan, ketertarikan UEA juga diungkapkan negara tersebut
ketika melihat langsung kapal sejenis saat digunakan dalam evakuasi ekor
pesawat AirAsia yang mengalami kecelakaan, yakni menggunakan KRI Banda
Aceh.
Sebelumnya, negara yang telah memesan dan kini sudah memasuki tahap
akhir atau 70 persen pengerjaan adalah Filipina, yang memesan dua kapal
perang tipe "strategic sealift vessel" (SSV).
Menurut Firmansyah, dua kapal perang berukuran panjang 123 meter dan
lebar 21,8 meter itu merupakan alat utama sistem senjata (alutsista)
pertama yang diekspor Indonesia ke negara lain.
Pengiriman kapal pertama akan dilaksanakan dengan kontrak 28 bulan,
dan direncanakan akan diluncurkan pada Desember 2015, sementara kapal
kedua sekitar 36 bulan.
Firmansyah menjelaskan, pengerjaan dua kapal perang Filipina
dilakukan setelah perusahaan BUMN itu memenangkan tender internasional
senilai 90 juta dolar AS melawan tujuh perusahaan di antaranya Korea
Selatan.
"Kita menang karena pengalaman. Pasalnya militer Filipina ingin yakin
bahwa kapal yang dipesan itu sudah dipakai di negara kita," katanya.
Ia mengatakan, sesuai dengan peraturan pemerintah tingkat kandungan
komponen dalam negeri (TKDN) kapal perang yang diekspor ke Filipina
telah memenuhi regulasi, yakni antata 30 hingga 35 persen.
"Ke depan, kita telah membuat strategi jangka panjang, yakni
bagaimana seluruh komponen kapal perang canggih berasal dari
tangan-tangan anak negeri," katanya
Sumber: beritasatu.com