PERUSAHAAN ISRAEL INCAR PROYEK PANAS BUMI INDONESIA

Investasi PLTP Gunung Lawu diperkirakan mencapai US$ 660 juta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
telah mengantongi lima perusahaan yang berminat mengikuti lelang
penawaran Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Lawu di Jawa Tengah
dengan potensi energi mencapai 165 megawatt (mw)
Lima perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy, PT Star Energy, PT Sari Prima Energi, PT Bumi Energi dan yang terakhir Ormat Technologies.
"Targetnya Desember ini pengumuman pemenangnya bisa keluar. Karena untuk lelang panas bumi umumnya memerlukan waktu tiga bulan," kata Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Jakarta, Rabu (16/9).
Yunus mengklaim lima peserta di dalam pelaksanaan lelang WKP Lawu merupakan keberhasilan pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Pasalnya di dalam pelaksanaan lelang WKP biasanya hanya diikuti tak lebih dari tiga perusahaan.
Berangkat dari hal itu ia juga meyakini upaya pemanfaatan panas bumi akan memberikan dampak yang positif pada perekonomian nasional. Salah satunya dalam penyerapan tenaga kerja pada saat pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
"Penyerapan tenaga kerja kalau 1 Megawatt (MW) itu anggaplah engineer-nya saja minimal empat dan lainnya 20 orang. Jadi hitung saja kalau 165 MW,” ujar Yunus.
Lima perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Geothermal Energy, PT Star Energy, PT Sari Prima Energi, PT Bumi Energi dan yang terakhir Ormat Technologies.
"Targetnya Desember ini pengumuman pemenangnya bisa keluar. Karena untuk lelang panas bumi umumnya memerlukan waktu tiga bulan," kata Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Jakarta, Rabu (16/9).
Yunus mengklaim lima peserta di dalam pelaksanaan lelang WKP Lawu merupakan keberhasilan pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Pasalnya di dalam pelaksanaan lelang WKP biasanya hanya diikuti tak lebih dari tiga perusahaan.
Berangkat dari hal itu ia juga meyakini upaya pemanfaatan panas bumi akan memberikan dampak yang positif pada perekonomian nasional. Salah satunya dalam penyerapan tenaga kerja pada saat pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
"Penyerapan tenaga kerja kalau 1 Megawatt (MW) itu anggaplah engineer-nya saja minimal empat dan lainnya 20 orang. Jadi hitung saja kalau 165 MW,” ujar Yunus.
|
Perusahaan Israel
Dari informasi yang dikumpulkan CNN Indonesia, dari lima peserta lelang WKP Lawu terdapat tiga pemain baru di sektor Panas Bumi.
Ketiga perusahaan tadi meliputi PT Sari Prima Enegi dan PT Bumi Energi yang merupakan pemain lama di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), serta PT Ormat Technologies yang diketahui merupakan perusahaan asal Israel dan memiliki kantor pusat di Amerika Serikat.
Sementara untuk nilai investasi, pembangunan proyek PLTP Gunung Lawu ditaksir menelan biaya US$ 660 juta.
"Kalau di panas bumi investasi per MW nya itu US$ 4 juta. Tinggal dikali saja. Kalau untuk bentuk izinnya, (WKP Gunung) Lawu itu Izin Panas Bumi," tutup Yunus.
Dari informasi yang dikumpulkan CNN Indonesia, dari lima peserta lelang WKP Lawu terdapat tiga pemain baru di sektor Panas Bumi.
Ketiga perusahaan tadi meliputi PT Sari Prima Enegi dan PT Bumi Energi yang merupakan pemain lama di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), serta PT Ormat Technologies yang diketahui merupakan perusahaan asal Israel dan memiliki kantor pusat di Amerika Serikat.
Sementara untuk nilai investasi, pembangunan proyek PLTP Gunung Lawu ditaksir menelan biaya US$ 660 juta.
"Kalau di panas bumi investasi per MW nya itu US$ 4 juta. Tinggal dikali saja. Kalau untuk bentuk izinnya, (WKP Gunung) Lawu itu Izin Panas Bumi," tutup Yunus.
Sumber: cnnindonesia.com
Gambar: (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso).