Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TERORIS POSO TERSISA 14 ORANG

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan tidak ada lagi warga suku Uighur yang bergabung di Mujahidin Indonesia Timur. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, anggota kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, saat ini tersisa 14 orang.

Tito juga memastikan, tidak ada lagi warga negara asing yang menjadi bagian dari kelompok yang pernah dipimpin Santoso alias Abu Warda itu.

"Tidak ada lagi, Uighur tidak ada lagi," kata Tito di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (18/8).

Kemarin, Satuan Tugas Tinombala menembak mati Ibrahim, seorang pria bersuku Uighur yang bergabung dengan MIT. Suku Uighur adalah suku minoritas beragama Islam yang berada di China.

Sebelumnya, kata Tito, ada enam warga negara China suku Uighur yang bergabung dengan Santoso. Polisi menangkap di antara mereka, sementara sisanya tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Tinombala.

Keterlibatan warga asing dalam terorisme bukan kali pertama terjadi. Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, empat orang Uighur lainnya ditangkap 2014 lalu. Tahun 2015, mereka divonis hukuman penjara selama enam tahun.

Keempatnya adalah Ahmed Bozoglan, Ahmet Mahmut, Altinci Bayram dan Tuzer Abdul Basit. Majelis hakim ketika itu menyatakan mereka terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Undang-Undang Terorisme dan Undang-Undang Keimigrasian.

Kepala Kepolisisan Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, kontak senjata yang menewaskan Ibrahim terjadi sekitar pukul 08.35 WITA di pegunungan wilayah Padopi, dekat perkampungan di Poso Pesisir.

Dalam kontak senjata itu terdapat dua buron, seorang di antaranya melarikan diri membawa senjata.

Menurut Rudy, dalam kontak senjata itu personel Satgas Tinombala mengamankan barang bukti berupa satu buah bom lontong. Bom tersebut dilemparkan ke arah petugas namun tidak meledak.

"Senjatanya di bawa lari yang masih hidup," katanya.

MIT sudah lama bersarang dan melakukan pelatihan militer di Poso. Sebelumnya, mereka dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah yang kini sudah tewas.

Santoso sempat jadi buron paling dicari di Indonesia. Dia menyatakan berafiliasi pada Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Tidak hanya menjadi ancaman bagi masyarakat Poso, dalam sebuah video propaganda Santoso juga mengancam akan menyerang Istana Negara dan Polda Metro Jaya.




Sumber: cnnindonseia.com