utiyoso Sebut Senjata Kelompok Din Minimi Bukan Barang Baru
Kepala BIN Sutiyoso dan Din Minimi. (dok. BIN CNNIndonesia Free Watermark)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso memprediksi,
15 pucuk senjata api yang diserahkan anggota kelompok Din Minimi
kepadanya bukanlah senjata yang dibeli belakangan ini.
Ia menilai, senjata-senjata itu merupakan bekas peralatan tempur pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang tidak diserahkan dalam integrasi pasca-Perjanjian Helsinski.
"Semuanya sudah berkarat. Jadi senjata-senjata itu tidak tiga-empat tahun umurnya," ujar Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/12).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memaparkan, pergolakan keamanan di Aceh
terjadi sejak puluhan tahun lalu. Menurutnya, fakta itu merupakan alasan
peredaran senjata api di provinsi tersebut.
Berkaca pada pengalamannya bertugas sebagai tentara di Aceh, Sutiyoso mengatakan transaksi senjata api di Aceh memang kerap terjadi.
"Selama sepuluh bulan bertugas di sana, peredaran senjata memang sulit di-cover," ujarnya.
Sutiyoso menyebut pantai di bagian utara Aceh adalah pintu gerbang
masuknya senjata ke provinsi itu. Thailand dan Filipina disebutnya
sebagai dua negara asal senjata-senjata itu.
Selain 15 senjata yang diserahkan, Sutiyoso berkata, tiga anggota
kelompok Din yang enggan menyerahkan diri masih membawa beberapa pucuk
senjata api.
Terkait penyalahgunaan senjata oleh tiga orang tersebut, Din menolak bertanggung jawab.
"Saya tidak mempunyai apa-apa lagi. Semuanya sudah saya serahkan. Kalau ada kejadian, itu bukan tanggung jawab saya lagi," ucap Sutiyoso menirukan ucapan Din.
Ia menilai, senjata-senjata itu merupakan bekas peralatan tempur pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang tidak diserahkan dalam integrasi pasca-Perjanjian Helsinski.
"Semuanya sudah berkarat. Jadi senjata-senjata itu tidak tiga-empat tahun umurnya," ujar Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/12).
|
Berkaca pada pengalamannya bertugas sebagai tentara di Aceh, Sutiyoso mengatakan transaksi senjata api di Aceh memang kerap terjadi.
"Selama sepuluh bulan bertugas di sana, peredaran senjata memang sulit di-cover," ujarnya.
|
|
Terkait penyalahgunaan senjata oleh tiga orang tersebut, Din menolak bertanggung jawab.
"Saya tidak mempunyai apa-apa lagi. Semuanya sudah saya serahkan. Kalau ada kejadian, itu bukan tanggung jawab saya lagi," ucap Sutiyoso menirukan ucapan Din.
Sumber: cnnindonesia.com