PELUANG AHOK MENJADI GUBERNUR DKI BERIKUT

Jakarta - Direktur
Center for Budget Analysis(CBA), Uchok Sky Khadafi memperkirakan,
peluang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk merebut Gubernur DKI Jakarta
pada pemilihan 2017 tergantung jumlah pasangan calon gubernur (cagub).
Jika cagub yang bertarung itu misalnya hanya 2 pasang, kesempatan
Ahok untuk menang terbuka lebar-lebar. Sebaliknya, jika jumlah calon ada
3 atau 4 pasang maka harapan untuk menang semakin tipis.
"Jadi kita lihat saja berapa pasang calon yang akan dipilih pada
pemilihan gubernur nanti, kalah atau menangnya Ahok tergantung berapa
jumlah pasangan calon," kata Uchok di Jakarta, Selasa(6/10).
Namun demikian, Uchok memperkirakan, pemilihan gubernur DKI Jakarta
nanti akan diikuti antara 3 dan 4 pasang calon. PDIP kemungkinan besar
akan mengajukan calon sendiri, sementara partai politik lain kemungkinan
juga akan berkoalisi mengusung calonnya seperti Partai Gerindra dengan
koalisinya atau PKS dengan koalisinya ditambah adanya calon dari jalur
perseorangan yaitu Ahok sendiri.
"Ahok akan maju dari jalur perseorangan, dia sadar partai politik tidak menyukai dirinya," kata Uchok.
Jika calon yang bertarung itu memang hanya 2 pasang, tipis harapan
Ahok untuk menang, sebab dia akan dijadikan musuh bersama. Karena itu
menurut Uchok, Ahok berusaha mendorong supaya cagub di DKI semakin
banyak.
Memang, tambah Uchok, Ahok memiliki massa pendukung yang sedikit
tetapi dari kalangan beruang dan punya network karenanya tidak menutup
kemugkinan mereka ini bisa memenangkan Ahok di pemilihan nanti.
Sementara Ketua Komunitas Pengawas Keuangan Negara (KPKN), Timbul
Tampubolon menyatakan, DKI Jakarta membutuhkan sosok pemimpin seperti
Ahok. Karena itu dia berharap warga Jakarta perlu memberi dukungan
kepada Ahok untuk kembali memimpin periode 2017-2022.
"Melihat persoalan yang begitu kompleks di ibukota ini, perlu
pemimpin seperti Ahok yang tegas, berani tetapi jujur dan menentang
praktik korupsi," kata Timbul Tampubolon.
Dia menambahkan, alasannya mendukung Ahok tidak lain karena
komitmennya membangun Jakarta untuk masa depan yang lebih baik seperti
dilakukannya saat menata Kampung Pulo Jakarta Timur.
"Disini dia bertindak tegas, tidak perduli dengan popularitasnya,
Kampung Pulo dibersihkan, penduduk direlokasi demi masa depan masyarakat
disitu," tegasnya
Sumber: beritasatu.com
Sumber: beritasatu.com