DUKUNG GAY, POSISI GEREJA HILLSONG DIPERTANYAKAN
Pernyataan pendeta senior Hillsong,
Brian Houston pada konferensi pers di New York City, Kamis (16/10/2014) dalam
menyikapi posisi dan pandangan gerejanya terhadap kaum gay mendapat sorotan.
Secara tersirat, Houston mengungkapkan gereja Hillsong bertolak belakang dengan
pandangan gereja bahwa hubungan sesama jenis adalah dosa. Akibat dianggap
mendukung gay, posisi gereja hillsong dipertanyakan.
Houston menyatakan bahwa terdapat
tiga hal yang patut dikoreksi terkait isu gay tersebut, yakni relevansi gereja
dengan tantangan saat ini, beban penolakan yang di alami kaum gay serta
perkataan firman Tuhan. “Terlalu penting bagi kita memandang masalah-masalah
nyata di tengah kehidupan hanya dengan jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’ sebagai jalan
keluar,” terang Houston menentang pandangan Presiden The Southern Baptist
Theological Seminary Albert Mohler, yang mengatakan bahwa tak ada ‘Cara Ketiga’
bagi gereja untuk mendukung kaum gay kecuali posisi ‘ya’ atau ‘tidak’.
Senada dengan Houston, pendeta
Hillsong Carl Lentz menuturkan bagaimana gereja besar yang identik dengan kaum
muda itu, diantaranya dihadiri oleh banyak kaum gay hampir setiap pekan. Ia
beralasan bahwa kondisi itu sangat relevan di masa-masa Yesus. “Yesus berada di
tengah-tengah era dimana homoseksualitas, seperti sekarang ini, banyak terjadi.
Dan saya masih menunggu seseorang menunjukkan kutipan di mana Yesus pernah
berbicara tentang hal itu di depan banyak orang ? Anda tak akan menemukannya
dalam alkitab karena Yesus tak pernah melakukannya,” ucap Lentz, seperti
dikutip dari Huffingtonpost.com, Senin (20/10/2014).
Demikian pula disampaikan oleh istri
Lentz tentang bagaimana gereja Hillsong tidak ambil bagian untuk menentukan
jalan hidup para pemuda yang hidup dalam homoseksual. “Ini bukan urusan kita
untuk memberitahukan siapapun bagaimana mereka harus hidup. Itu adalah
perjalanan hidup mereka”.
Laporan majalah new york times
menyebutkan :
( Some of Hillsong’s churches appear to be open to gays and lesbians. Josh Canfield and Reed Kelly, a gay couple featured on the current season of “Survivor;” worship and sing in the choir at Hillsong New York; Mr. Canfield is a volunteer choir director at the church. Mr. Houston’s comments were welcomed by Matthew Vines, a young gay evangelical who is trying to persuade the evangelical world that faith in the Bible is not at odds with openness to gays and lesbians. )
( Some of Hillsong’s churches appear to be open to gays and lesbians. Josh Canfield and Reed Kelly, a gay couple featured on the current season of “Survivor;” worship and sing in the choir at Hillsong New York; Mr. Canfield is a volunteer choir director at the church. Mr. Houston’s comments were welcomed by Matthew Vines, a young gay evangelical who is trying to persuade the evangelical world that faith in the Bible is not at odds with openness to gays and lesbians. )
Terjemahan – Beberapa gereja
Hillsong tampaknya terbuka untuk kaum gay dan lesbian. Josh Canfield dan Reed
Kelly, pasangan gay yang pada musim ini tampil dalam acara “Survivor”, Terlihat
melayani dalam sebuah ibadah dalam team pelayanan paduan suara di Hillsong New
York; Mr Canfield adalah relawan yang menjadi Choir Director paduan suara
di gereja tersebut. Komentar Pak Houston disambut oleh Matthew Vines,
seorang evangelis muda gay yang mencoba untuk membujuk dunia evangelis
bahwa iman dalam Alkitab tidak bertentangan dengan keterbukaan terhadap kaum
gay dan lesbian.
(link terkait
: http://www.nytimes.com/2014/10/18/us/megachurch-pastor-signals-shift-in-tone-on-gay-marriage.html)
Kasus hubungan sesama jenis memang
terus menjadi sorotan besar gereja. Pasalnya, gereja masih berbeda pandangan
soal sikap dan tindakan yang pantas bagi kaum gay. Salah satunya seperti
pendeta Danny Cortez dari New Heart Community Church di California. Dalam
khotbahnya ia menyatakan sikap bahwa dirinya tak lagi percaya homoseksual
dipandang sebagai dosa. Pernyataan itu sontak memicu kontroversi hingga harus
menerima risiko dirinya dipecat. Sedangkan denominasi gereja itu memutuskan
untuk mengambil sikap penolakan terhadap homoseksual.
Terkait ‘Cara Ketiga’ atau dukungan
penerimaan gereja terhadap kaum gay, Albert Mohler Jr dengan tegas menyampaikan
dalam artikelnya bahwa gereja lebih baik percaya dan mengajarkan bahwa hubungan
sesama jenis adalah dosa. Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan
pandangan pendeta Houston, sehingga dianggap penting agar persoalan ini dibahas
bersama para pemimpin gereja terlebih dahulu, seperti yang saat ini tampak
sedang berjalan.
Belakangan ini persoalan homoseksual
memang menjadi isu yang semakin memanas di tengah gereja. Pandangan yang
berbeda soal penerimaan terhadap kaum gay sepatutnya tetap didasarkan pada
firman Tuhan. Meskipun Yesus tidak pernah secara langsung menentang homoseksual
atau membicarakan mengenai homoseksalitas dalam alkitab, tapi di dalam
Perjanjian Baru Rasul Paulus dengan jelas mengutuki cara hidup demikian.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa
orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?
Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang
pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah” (I Korintus 6:9-10)
Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca,
bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan? (Matius 19:4)
Karena itu Allah menyerahkan mereka
kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan
persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami
meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala
dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan
kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam
diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (Roma 1 : 26-27)
Alkitab dengan jelas menentang
hubungan sesama jenis, baik laki laki dengan laki laki (homoseksual) atau
perempuan dengan perempuan (Lesbian). Sudah seharusnya kita sebagai pengikut
Kristus, Gereja Tuhan yang dewasa, mengambil sikap yang jelas dan tegas bahwa
pernikahan sejenis adalah dosa dan sebuah kesesatan.
Di waktu waktu terakhir seperti
jaman sekarang ini kita harus selalu waspada dan berjaga jaga terhadap
banyaknya pengajaran – pengajaran palsu yang menyesatkan, para hamba – hamba
Tuhan palsu, nabi – nabi palsu, dibutuhkan keyakinan yang teguh dan kedewasaan
rohani sehingga kita tidak akan gampang di ombang ambingkan oleh berbagai macam
pengajaran yang menyesatkan dan menentang kebenaran. Kita hidup di akhir jaman
dimana kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kalinya sudah semakin dekat, berdoa
dan berjaga jaga lah.
WARNING : “Time of God.net” menghargai perbedaan pendapat, namun
admin tidak akan meng approve comment2 yang sifatnya merusuh, mengajak berdebat
dan sejenisnya. dibawah ini ada link sumber berita aslinya, silahkan bagi yang
ingin berdebat, ingin klarifikasi dll comment disana saja, Atau silahkan
share opini dan argumen anda di social media masing-masing. Bagi pembaca yang
ingin menyatakan opini atas postingan ini baik pro dan kontra harap menuliskan
dengan kata2 yang pantas dan sopan. Jesus Bless you.
Link Sumber berita :
- timeofgod.net
–
http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/10/21/90/141021161038/Dukung-Gay,-Posisi-Gereja-Hillsong-Dipertanyakan– http://www.nytimes.com/2014/10/18/us/megachurch-pastor-signals-shift-in-tone-on-gay-marriage.html
– http://jonathanmerritt.religionnews.com/2014/10/16/hillsongs-brian-houston-says-