Motif Buruk Politik Jangan Dicampur dengan Agama
JAKARTA, Menteri Agama
(Menag) Lukman Haim Saifuddin menilai pernyataan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) – yang berpesan agar rakyat Indonesia tidak mencampuradukkan
antara politik dan agama – tidak dalam konteks memisahkan agama dan
politik.
Presiden Jokowi mengutarakan pesan tersebut.saat melakukan kunjungan kerja ke Barus, Sumatera Utara, hari Jumat (24/3)
Menurut Lukman, Presiden ingin memisahkan antara adanya motif dan
ekses buruk dari aktivitas politik dengan proses dan tujuan mulia dari
agama.
“Hemat saya, Presiden ingin menegaskan bahwa tak boleh
mencampuradukkan antara adanya yang buruk dari proses dan tujuan
berpolitik dengan yang baik dari proses dan tujuan beragama," kata
Lukman di Jakarta, Minggu (26/3).
Lukman merasa yakin Presiden menyadari betul realitas bangsa
Indonesia yang religius, yang warganya selalu melandaskan diri dengan
nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan kemasyarakatannya.
Apalagi, Lukman menambahkan, pernyataan Presiden itu juga diiringi
dengan pesan bahwa perbedaan adalah anugerah Tuhan bagi Indonesia yang
harus dijaga. Untuk itu, Presiden berharap para ulama terus menyebarkan
Islam rahmatan lil alamin agar masyarakat Indonesia dapat memandang
perbedaan sebagai kekuatan menjaga persatuan dan kesatuan.
Sebab, jika perbedaan itu bisa dirawat maka di dalamnya terdapat
kekuatan dan potensi besar. Sebaliknya jika tidak bisa dijaga dan
dirawat, bisa terjadi pertikaian.
Lukman mengemukakan Presiden mengingatkan semua untuk menjadikan
agama sebagai sarana menjaga dan merawat keragaman karena hal itu adalah
anugerah dari Tuhan.
“Pernyataan beliau haruslah dilihat dari konteks dan perspektif di atas," kata Lukman. (kemenag.go.id)
Sumber: Satuharapan.com