Ahok: Lebih Baik Saya Dipenjara daripada Mundur!
![]() |
| Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali diperiksa penyidik terkait kasus penistaan agama di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (7/11/2016). |
JAKARTA, - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok, mengakui ada pihak yang mendorongnya untuk mundur dari
kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Dia diminta mundur karena dianggap akan terus membuat suasana tidak
kondusif. Ahok menegaskan, dia tidak akan mundur dari pencalonan
gubernur.
Dia mengatakan, lebih baik menjadi tersangka dan dipenjara dibanding mundur dari kontestasi pilkada.
"Saya sudah bilang. Kalau suruh saya mundur, saya lebih baik
ditangkap dan dipenjara," kata Ahok, di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta
Utara, Kamis (10/11/2016).
Meski demikian, Ahok menolak menyebut pihak yang mendesaknya mundur dari pencalonan gubernur.
Ahok mengatakan, pihak itu menyebut aksi unjuk rasa akan terus berlangsung jika dirinya tetap maju Pilkada DKI Jakarta 2017. Bahkan, lanjut dia, bisa berdampak pada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.
"Jadi Presiden bisa diturunkan, ini bisa jadi tidak terkendali
Jakarta ini. Orang akan datangi masa terus menerus berhari-hari, semakin
kacau," kata Ahok.
Ahok menyebut kasus dugaan penistaan agama menjadi momen beberapa pihak untuk menurunkannya dari posisi gubernur.
"Jadi kalau saya mundur artinya apa? Lama-lama saya jadi mikir, ini
cuma ujung-ujungnya cuma takut Ahok jadi gubernur lagi. Takut amat sih
gue jadi gubernur?" kata Ahok.
Ahok maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
Ahok beberapa kali menerima penolakan oleh sekelompok warga ketika
berkampanye. Contohnya seperti saat kampanye di Rawa Belong dan Kedoya
Utara.
Sumber : kompas.com


