ESTER: BEERSINAR LAKSANA BINTANG (1)
Baca: Ester 2:1-18
"...gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai." Ester 2:7
Ester lahir dengan nama Ibrani Hadassah; nama Ester sendiri berasal dari bahasa Persia yang berarti star atau bintang.
"...gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai." Ester 2:7
Ester lahir dengan nama Ibrani Hadassah; nama Ester sendiri berasal dari bahasa Persia yang berarti star atau bintang.
Ester adalah yatim piatu keturunan Benyamin yang dirawat dan diangkat anak oleh Mordekhai: "Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi;" (ayat 7a). Dari latar belakang keluarganya sesungguhnya Ester punya alasan kuat memiliki self pity
(mengasihani diri sendiri) yang tinggi karena ia sebatang kara.
Namun
itu tidak dilakukannya. Ia pun tumbuh menjadi seorang gadis yang bukan
hanya cantik secara fisik tetapi juga cantik hatinya. Semua tidak
terlepas dari bimbingan dan didikan abang sepupunya yang tak pernah
berhenti men-support-nya. Apa pun yang disuruhkan Mordekhai, tanpa keluh kesah, Ester taat melakukannya.
Ketika raja hendak mencari permaisuri sebagai ganti Wasti, Ester
pun turut mengambil bagian, atas dukungan abang sepupunya itu. Singkat
cerita, ketika mengikuti seleksi calon permaisuri Ester lolos, bahkan
terpilih menjadi permaisuri raja. "...sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti."
(ayat 17).
Kunci keberhasilan Ester adalah, selain memiliki perawakan
yang memang elok dan cantik, terutama sekali karena ia berkepribadian
baik atau memiliki inner beauty. Itulah yang membedakan dan
menjadi nilai 'lebih' dibandingkan wanita-wanita lain peserta
kompetisi, sehingga hal itu menimbulkan rasa kagum dan sayang di mata
Hegai, seorang sida-sida kepercayaan raja Ahasyweros yang ditugasi
menjaga para wanita yang akan menjadi permaisuri raja (ayat 3).
Sebelum diangkat menjadi permaisuri Ester pun harus melewati masa
karantina layaknya pemilihan putri-putrian masa kini, bahkan prosesnya
tidak singkat, yaitu 12 bulan (ayat 12).
Seringkali ketika dihadapkan pada suatu proses banyak dari kita
cenderung berontak, tidak tahan dan lari, padahal melalui proses ini
kita sedang dibentuk dan dipersiapkan Tuhan menuju kepada rencana-Nya
yang indah. Proses itu memang sakit, tapi mendatangkan kebaikan bagi
kita!
Karena memiliki kualitas hidup yang baik Ester terpilih menjadi permaisuri raja!
Sumber : airhidupblog.blogspot.co.id
Gambar : google.com


