BAHAYA MEROKOK DALAM MOBIL WALAUPUN DENGAN KACA TERBUKA

Ilustrasi merokok di kabin dengan anak kecil.
Sejak 1 Oktober
2015, Inggris telah memberlakukan larangan merokok dalam mobil yang
membawa penumpang anak-anak atau di bawah usia 18 tahun. Aturan tersebut
tentunya dibuat bukan tanpa alasan.
Direktur Kebijakan Action on Smoking & Health, Hazel Cheeseman,
mengatakan, aturan perundang-undangan tersebut dibuat untuk melindungi
anak-anak sebagai perokok pasif di mobil yang bisa terkena dampak buruk
asap rokok.
Dibuatnya peraturan ini didukung oleh sejumlah penelitian yang
menunjukkan bahaya paparan asap rokok ketika anak-anak berada dalam satu
mobil dengan orang yang merokok, bahkan meskipun jendela mobil dibuka
saat merokok.
"Orang-orang berpikir bahwa dengan membuka jendela mobil dapat
membersihkan udara. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah udara dari
luar tersedot dan mendorong asap langsung menuju penumpang di kursi
belakang," ujar ketua peneliti dari Transport Operations Research Group
Universitas Newcastle, dokter Anil Namdeo, seperti dikutip dari Dailymail.co.uk.
Penelitian dilakukan dengan mengukur kadar zat berbahaya di dalam
mobil ketika sopir merokok. Hasilnya, terjadi peningkatan pesat terhadap
kadar zat berbahaya, seperti partikel halus PM 2.5 di sekitar pengemudi
dan juga di kursi yang diduduki anak-anak, meski jendela mobil dibuka.
Partikel halus tersebut bisa masuk ke dalam paru-paru anak dan juga
aliran darah sehingga meningkatkan berbagai risiko penyakit. Paparan
asap rokok yang cukup sering bisa menyebabkan anak mengalami radang
tenggorokan, asma, pneumonia, atau radang paru-paru. Paparan dalam
jangka waktu panjang bisa meningkatkan risiko kanker.
Presiden Royal College of Physicians, Profesor Jane Dacre,
menambahkan, larangan merokok dalam mobil ini sangat penting untuk
melindungi anak-anak dari bahaya asap rokok.
Di Inggris, setiap tahunnya terdapat lebih dari 20.000 kasus infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia, 120.000 kasus penyakit pada telinga, dan sekitar 22.000 kasus mengi, dan asma pada anak-anak akibat menjadi perokok pasif.
Jane berharap peraturan ini dapat dipatuhi oleh perokok, sama halnya
dengan mematuhi peraturan memakai sabuk pengaman ketika mengendarai
mobil. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan di Inggris, Profesor Dame
Sally Davies, berharap peraturan baru ini bisa mendorong lebih banyak
orang lagi untuk berhenti merokok.
Sumber: kompas.com
Gambar : Google
Sumber: kompas.com
Gambar : Google